PERTANDINGAN YANG BENAR

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , , ,   Leave a comment on PERTANDINGAN YANG BENAR

Rabu, 12 Juli 2023

“Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.”(1 Tim 6:11-12)

Seorang pemain bulutangkis tidak akan menghabiskan waktunya untuk berlatih tenis meja atau sepak bola jika ia ingin berhasil dalam pertandingan bulutangkis demikian juga sebaliknya.

Sebagai pengikut Kristus kita telah dipanggil untuk sebuah pertandingan iman yang benar. Maka fokus kita harus terarah pada pertandingan iman kita supaya berhasil. Salahsatunya dengan menjaga kehidupan ibadah kita. Tanpa kehidupan ibadah yang benar, kita akan mudah dikalahkan.
Dengan tekun berdoa, merenungkan Firman secara teratur, bersekutu dalam komunitas sel, ibadah minggu, dan terlibat dalam melayani di Gereja, kita sedang membangun sebuah pola pertandingan iman yang baik dan juga sehat buat pertumbuhan rohani kita.

Mari renungkan kembali, pertandingan apa yang sedang kita lakukan? Apakah kita sedang di track yang benar hari ini? Amin. GBU all.

MENOLAK LUPA

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , , ,   Leave a comment on MENOLAK LUPA

Selasa, 11 Juli 2023

“Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” (Yes 49:15)

Banyak orang yang melupakan kebaikan yang telah diterimanya dari orang lain. Demikian juga, banyak orang yang melupakan Tuhan dan menganggap bahwa semua keberhasilan yang diperolehnya itu “karena saya,” bukan “karena Tuhan.” Ini pula yang terjadi dengan bangsa Israel di masa itu yang sering kali lupa dengan Tuhan dalam keadaan yang menyenangkan. Mereka malah menyembah berhala, tetapi ketika mereka mengalami hukuman dan masalah karena kesalahannya mereka malah menyalahkan Tuhan.

Itulah yang menjadi latar belakang ketika Tuhan berfirman bahwa Dia tidak mungkin melupakan mereka, seperti seorang ibu (yang normal) tidak akan mungkin membuang bayinya. Bahkan jika seorang ibu (dalam keberdosaannya) bisa melupakan anaknya, Tuhan tidak mungkin melakukan hal yang sama (Yes. 49:15). Mengapa demikian? Tuhan menggambarkannya dalam Yes. 49:16. Pada zaman itu, orang sering menuliskan sesuatu di batu untuk mengenang seseorang atau sesuatu. Israel digambarkan dilukiskan Tuhan di tangan-Nya. Artinya, Israel terpatri abadi dalam ingatan Tuhan.
Pernyataan Tuhan tersebut tidak hanya melegakan bangsa Israel, namun juga bagi kita sebagai umat Tuhan saat ini. Ada empat pelajaran yang dapat kita petik. Pertama, jadilah anak Tuhan yang tahu mengucap syukur (Mzm. 103:2-5). Kedua, Tuhan tidak pernah melupakan kita, walaupun dalam keadaan yang sangat sulit. Tetaplah berharap pada Tuhan. Ketiga, jadilah orang Kristen yang tahu berterima kasih kepada orang lain, dan ini tidak selalu berbentuk uang (2Tim. 3:2). Keempat, jika orang lain melupakan kebaikan kita, atau tidak mampu membalasnya, jangan kecewa. Berharaplah pada Tuhan, Imanuel, yang ada bersama dengan kita (Mat. 25:45).Amin.GBU all.

BERANI UNTUK MEMINTA (DENGAN IMAN)

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on BERANI UNTUK MEMINTA (DENGAN IMAN)

Senin, 10 Juli 2023

“Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: “Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!” ( Yosua 10:12)

Permintaan paling ekstrem apa yang pernah kita minta kepada Tuhan? Meminta pasangan hidup, kesehatan,pekerjaan atau apa? Coba Anda ingat lagi.
Yosua pernah meminta hal yang mungkin tidak pernah terbayang sedikitpun di pikiran kita.
Yosua meminta kepada Tuhan agar matahari dan bulan berhenti, sehingga ia dapat lanjut berperang. Dan hebatnya, Tuhan mengabulkan permintaan Yosua. Dikatakan bahwa, “Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian.” (Yosua 10 :14).
Mengapa Yosua bisa seberani itu meminta kepada Tuhan? Tentu saja, karena Yosua punya hubungan yang dekat kepada Tuhan dan punya iman yang besar. Seumur hidupnya, ia telah melihat begitu banyak mujizat yang Tuhan lakukan. Dan kali ini pun, ia yakin, Tuhan sanggup membuat satu mujizat lagi. Tuhan sanggup mengabulkan permintaan-Nya.

YANG SERING MENGHALANGI KITA DATANG BERBICARA DAN MEMINTA KEPADA TUHAN ADALAH KURANGNYA KUALITAS HUBUNGAN KITA DENGAN TUHAN

Hari ini, bagaimana doa kita? Apakah selama ini kita tidak berani meminta, karena hubungan kita tidak dekat dengan Tuhan? Apakah kita tidak berani meminta karena kita ragu bahwa Tuhan sanggup menjawab? Atau karena begitu banyak dosa yang kita lakukan, sehingga kita tidak berani datang kepada-Nya?
Banyak pengikut Kristus tidak menerima apa apa karena tidak meminta kepada Tuhan dengan iman yang benar. Mari bangunlah kualitas hubunganmu dengan Tuhan hari ini. Jangan lupa berdoa.Mintalah ampun kepada Tuhan jika ada kesalahan, Ia akan mengampuni dosamu.
“.. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.”(Yoh 16:23-24). Amin. GBU.

LANGKAH PERTAMA

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on LANGKAH PERTAMA

Jumat, 7 Juli 2023

“Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.”(Yosua 3:7)

Martin Luther King Jr. Adalah pendeta dan aktivis yang menjadi juru bicara dan pemimpin gerakan hak sipil tahun 1954 sampai 1968 di Amerika. Salahsatu quote-nya yang dikenal adalah “Faith is taking the first step even when you don’t see the whole staircase” – Iman adalah mengambil langkah pertama walaupun saat Anda tidak melihat seluruh anak tangga tersebut. Ini adalah bentuk sebuah keberanian untuk melangkah dahulu.

Kita tidak akan pernah mengalami berkat yang Tuhan sudah sediakan jika kita tidak melangkah hari ini dengan iman. Percayalah Tuhan akan menyertai kita, “Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5b).

Di Kitab Yosua 3, Allah hendak mem-promosikan nama Yosua di hadapan bangsa Israel, namun Allah meminta Yosua memimpin bangsa Israel untuk melangkah dulu masuk ke sungai Yordan yang sedang meluap airnya agar aliran sungai tersebut berhenti dan mereka bisa menyeberang dan menuju ke tanah perjanjian.

Saat Allah punya rencana dengan Anda Ia ingin Anda menggunakan iman Anda untuk meresponinya. Saat Ia hendak mempromosikan Anda, ada bagian yang Anda harus lakukan dengan iman. Amin. GBU all.

IRI HATI

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on IRI HATI

Kamis, 6 Juli 2023

“Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” (Yak 3:16)

Iri hati seringkali menjadi penyebab retaknya suatu hubungan, pecahnya kerukunan, dan persatuan suatu komunitas bisa buyar. Karena ada iri hati, jangankan orang lain, saudara sendiri bisa menjadi musuh dan melakukan perbuatan yang jahat. Ditinjau dari sudut mana pun iri hati sama sekali tak mendatangkan kebaikan, sebaliknya hanya merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Jika di dalam hati ini masih ada iri hati, jangan tunda-tunda waktu untuk segera membereskannya. Kita harus segera bertobat, mohon pertolongan Roh Kudus dan milikilah penyerahan diri kepada Tuhan. Amin.GBU All.

BERANI TAMPIL BEDA

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on BERANI TAMPIL BEDA

Rabu, 5 Juli 2023

”Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.”(Bil 14:24)

Dalam ayat di atas dikatakan Kaleb memiliki jiwa yang berbeda.Demikian pula Yosua, sehingga keduanya masuk ke tanah Kanaan yang dijanjikan Allah. Hanya mereka berdua dari sekitar dua juta orang yang keluar dari Mesir berhasil masuk ke tanah Kanaan.
“Jiwa yang berbeda”. Apa yang dimaksud dengan Yosua dan Kaleb memiliki jiwa yang berbeda? Apa mereka bukan manusia? Tidak, jawabannya sederhana. Keduanya mengikut Tuhan dengan sepenuh hati. Mereka taat pegang janji dan Firman Tuhan dengan segenap hati tanpa ragu.(Bilangan 32:12 “kecuali Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, dan Yosua bin Nun, sebab keduanya mengikut TUHAN dengan sepenuh hatinya.”) Sehingga mereka mempunyai keberanian untuk mengambil sikap yang berbeda terhadap sekelilingnya walaupun mereka hanya sendirian diantara jutaan orang. Berani untuk berbeda atau ‘Dare to be Different’ adalah salahsatu bentuk aksi dari iman (act of faith) :
•Saat orang-orang Israel memperkatakan kegagalan, Yosua dan Kaleb memperkatakan kemenangan.
•Saat orang-orang Israel percaya pada berita buruk, Yosua dan Kaleb percaya pada Firman Tuhan
•Saat orang-orang Israel mengeluh, Yosua dan Kaleb berkata “Tolong jangan memberontak pada Tuhan”
•Saat orang-orang Israel melihat ke belakang Mesir, Yosua dan Kaleb melihat ke depan ke Tanah Perjanjian.
Janganlah kita memiliki mentalitas bebek dan mengikuti mayoritas hanya untuk menyenangkan manusia.Anda memiliki Roh Kudus yang jelas bisa membuat Anda berbeda jika Anda mau! Anda dapat mengikut Tuhan dengan sepenuh hati! Sebab untuk melihat manifestasi Tuhan, diperlukan pribadi yang memberikan respon hati yang benar! Kalau kita hanya setengah hati, mediocre, suam suam kuku, bimbang, dan tidak percaya, kita gagal untuk melihat kegenapan janji Tuhan dalam hidup kita. Amin. GBU all.

BUKAN SAYA TAPI DIA

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , , ,   Leave a comment on BUKAN SAYA TAPI DIA

Selasa, 4 Juli 2023

*”Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”
Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” (Kej 3:12-13)*

Sejak manusia pertama tidak taat dan jatuh dalam dosa, manusia berubah karakternya karena sifat dosa yang merusak. Salahsatunya adalah tidak mau mengakui kesalahan dan cenderung melemparkan tanggung jawab kesalahan kepada orang lain. Lebih suka berdebat dan beragumentasi untuk menang daripada mengalah. Sulit mengalah apalagi meminta maaf untuk kesalahan yang dilakukan. Menganggap permintaan maaf itu hal yang sepele dan tidak perlu.
Ingatlah bahwa hal-hal semacam itu hanya akan membuat hilangnya damai sejahtera, menghalangi kita untuk berdoa dan punya hubungan dengan Tuhan yang berkualitas. Padahal sebuah kata maaf yang tulus dan sederhana akan sangat berarti untuk memulihkan hubungan dan mengembalikan damai sejahtera Anda.
Di dalam Kristus, hidup kita telah diperbaharui dan sifat lama itu bisa kita tinggalkan dengan pertolongan Roh Kudus. Berdoalah dan minta Roh Kudus membimbing Anda untuk menjadi pribadi yang rendah hati, mau instropeksi, suka berdamai dan bertanggung jawab. Matius 5:24 mengingatkan
“tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” Amin. GBU all.

IBADAH YANG SEJATI

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on IBADAH YANG SEJATI

Senin, 3 Juli 2023

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”(Roma 12:1)

Melalui ayat di atas Alkitab mengingatkan untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup kepada Tuhan. Ibadah harus mengorbankan sesuatu bagi kita, karena itu adalah pengorbanan.
Menyembah Tuhan berarti mempersembahkan hidup kita kepada-Nya yaitu mentaati-Nya. Itu adalah hidup sebagai pengorbanan.

Anda bukan menjadi seorang penyembah karena Anda menyanyikan lagu pujian.
Musik bukanlah ibadah. Itu alat untuk beribadah. Ibadah melampaui nyanyian di bibir Anda, itu melibatkan tubuh yang dipersembahkan untuk melayani, melakukan tindakan yang sesuai dengan kehendak-Nya, dan kehidupan yang dipersembahkan dalam ketaatan. Inilah ibadah yang sejati.

Di dalam Yohanes 4:23 Yesus tidak berbicara tentang menyanyikan lagu pujian, namun Dia berbicara tentang kehidupan.
Jika Anda menjalani hidup Anda sebagai persembahan yang hidup, maka nyanyian yang keluar dari bibir Anda akan berkenan kepadaNya. Semuanya dimulai dari hati. Apakah hatimu selaras dengan apa yang dikatakan bibirmu? Lagu-lagu di bibir Anda harus menjadi ekspresi dari kehidupan yang Anda jalani, jadi saat Anda bernyanyi bahwa Anda menyerahkan segalanya kepada-Nya, pastikan Anda benar-benar menjalani hidup yang berserah kepada Tuhan. Saat bibirmu tidak sedang menyanyikan pujian, apa yang hidupmu sedang tampilkan?

Yesus berbicara tentang beberapa orang dalam Matius 15:8, mengatakan bahwa mereka menghormati Dia dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dari Dia. Ini adalah kemunafikan, dan ini bukanlah ibadah yang sejati. Biarkan apa yang keluar dari bibir Anda merefleksikan hidup Anda yang sebenarnya. Organ terpenting dalam ibadah bukanlah lidah, melainkan hati. Jangan melakukan ibadah yang sia-sia. Jangan hanya menyanyikan lagu. Jalani hidup dengan ketaatan. Amin. GBU all.