PERSPEKTIF

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on PERSPEKTIF

Senin, 27 Mei 2024

*”Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.”(Bilangan 14:8)*

Kitab Bilangan menceritakan saat bangsa Israel hendak masuk ke tanah Kanaan, Musa mengirim dua belas pengintai untuk mengamati keadaan wilayah yang akan mereka masuki dan duduki itu. Walau mereka pergi secara bersamaan dan mengamati wilayah yang sama, namun mereka membawa pulang hasil yang berbeda. Meskipun mereka semua setuju bahwa Kanaan adalah negeri yang subur dan memiliki kekayaan alam yang melimpah, namun mengenai penduduk yang mendiami negeri itu, mereka berbeda pendapat. Sepuluh pengintai melihat penduduk Kanaan sebagai lawan yang menakutkan dan tidak terkalahkan. Sedangkan dua orang lainnya, yaitu Kaleb dan Yosua walau melihat penduduk Kanaan yang sama, tetapi mereka mengarahkan pandangan mereka kepada Tuhan. Sambil mengoyakkan jubahnya, mereka berkata, “Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya” . Perbedaan perspektif atau sudut pandang ini memberikan hasil akhir yang sangat jauh berbeda. Sepuluh orang pengintai yang pesimis itu tidak dapat masuk ke Tanah Perjanjian. Perspektif kita akan sangat menentukan keputusan yang akan kita ambil, dan keputusan yang kita ambil akan menentukan hasil akhir yang akan kita peroleh. Sebagai orang percaya, penting bagi kita untuk memiliki perspektif yang benar, cara pandang yang sesuai dengan kebenaran firman Allah. Belajarlah dari sikap positif Kaleb dan Yosua, karena sikap tersebut akan memberikan perbedaan yang signifikan bukan saja kepada diri sendiri, tapi juga bagi orang lain. Filipi 4 ayat 8 mengingatkan untuk terus melatih pikiran Anda agar memiliki perspektif yang positif, yang benar dan sesuai dengan kehendak Allah. Amin. GBU all.

MEMILIH YANG TERBAIK

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on MEMILIH YANG TERBAIK

Sabtu, 25 Mei 2024

“Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”(Lukas 10:41-42)

Melalui kisah di atas, Alkitab memberitahukan kepada kita bahwa pilihan terbaik adalah bukan sibuk mengerjakan hal-hal hebat atau sepertinya penting dimata orang banyak, namun pilihan terbaik adalah saat kita bisa fokus mendekat dan mendengar suara Tuhan. Dalam hidup ini banyak pilihan yang harus kita buat setiap hari sejak kita bangun tidur di pagi hari hingga istirahat kembali malam hari. Mungkin saat ini banyak pilihan yang nampaknya bagus dan tersedia di hadapan Anda, namun hanya satu yang terutama dan akan menentukan masa depan Anda yaitu mendengar dan melakukan kehendak Tuhan terlebih dahulu. Amin. GBU all.

PERFEKSIONIS

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on PERFEKSIONIS

Jumat, 24 Mei 2024

“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2 Korintus 12:9)

Perilaku perfeksionis seringkali menyulitkan orang di sekitarnya karena selalu menuntut kesempurnaan dalam segala hal. Kadangkala sikap perfeksionis yang ekstrem tidak akan mentolerir kekurangan sekecil apapun.
Meskipun mencari kualitas tinggi dan melakukan yang terbaik adalah hal yang baik, perfeksionisme yang berlebihan dapat mempengaruhi kesejahteraan kita secara mental, emosional, dan spiritual.
Tujuan kita sebagai pengikut Kristus adalah untuk semakin menyerupai karakter Kristus, bukan mencapai kesempurnaan dalam segala hal yang jasmaniah. Perfeksionisme sering kali mendorong kita untuk bergantung pada diri sendiri dan fokus pada hal yang hanya terlihat dengan mata.
Ayat di atas mengingatkan bahwa dalam kesadaran akan kelemahan dan keterbatasan kita, Allah yang akan memampukan kita melalui kasih karunia-Nya, bukan dengan cara kita. Namun kita harus belajar untuk mengandalkan kuasa Allah dan merendahkan hati di hadapan-Nya. Mari berdoa dan minta Roh Kudus untuk menuntun kita setiap waktu untuk menjadi pribadi yang hidup berkenan kepada Tuhan. Amin. GBU all.

ANTITESIS

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on ANTITESIS

Kamis, 23 Mei 2024

“Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.”(Matius 5:38-39)

Di Alkitab kita akan menemukan beberapa contoh antitesis di mana pengajaran Yesus dan para rasul mengajarkan prinsip-prinsip yang bertentangan dengan norma-norma dunia, seperti dalam hal membalas dendam, kekerasan, dan kebencian.

Pada ayat di atas, Yesus menghadapi hukum adat lama “mata ganti mata, gigi ganti gigi” yang merupakan prinsip balas dendam. Prinsip ini mengajarkan agar orang membalas perlakuan buruk dengan perlakuan yang sama atau lebih buruk lagi. Namun, Yesus datang untuk mengajarkan prinsip yang berbeda, yaitu prinsip kasih.

Yesus menyampaikan sebuah antitesis dengan mengatakan bahwa umat-Nya harus mengatasi kejahatan dengan cara yang bertentangan dengan prinsip balas dendam. Ketika seseorang menyakiti mereka, Yesus mengajarkan agar mereka memberikan tanggapan yang tidak terduga, yaitu mengasihi musuh mereka dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Dia mengajarkan untuk tidak melawan orang yang berbuat jahat, tetapi justru memberikan sikap kasih.

Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih yang melampaui apa yang diharapkan oleh dunia ini. Daripada membalas kejahatan dengan kejahatan, kita harus memberikan kasih dan pengampunan kepada mereka yang menyakiti kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi terang dan garam dunia, memperlihatkan karakter Kristus sebagai sumber kasih kepada orang-orang di sekitar kita.

Dunia membutuhkan kasih. Dan Kasih Kristus adalah kekuatan yang dapat mematahkan siklus kekerasan dan balas dendam. Amin. GBU all.

KEPO (Knowing Every Particular Object)

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on KEPO (Knowing Every Particular Object)

Rabu, 22 Mei 2024

“Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan, dan telinga orang bijak menuntut pengetahuan. (Amsal 18:15)

Salah satu singkatan gaul yang kerap disebut yaitu ‘kepo’. Kepo disinyalir merupakan kepanjangan dari Knowing Every Particular Object. Biasanya, kata ini ditujukan pada seseorang yang serba ingin tahu atau suka penasaran urusan orang lain.

Amsal 18:15 mengingatkan kita untuk memiliki semangat yang haus akan pengetahuan yang baik dan bermanfaat.
Dalam 1 Tesalonika 4:11, Paulus menasihati umat Kristen agar hidup dengan tenang, menjalani hidup mereka sendiri, dan melakukan pekerjaan mereka dengan tekun. Ini mengingatkan kita untuk tidak campur tangan atau terlalu ingin tahu tentang urusan orang lain yang bukan menjadi bagian tanggung jawab kita. Belajar mengetahui batasan adalah penting agar kita tidak terlalu “kepo” atau terlalu memasuki privasi orang lain.

Mari kita ingat dalam Galatia 5:22-23, disebutkan tentang buah Roh yang termasuk pengendalian diri. Pengendalian diri melibatkan mengatur keinginan kita untuk tahu segalanya tentang orang lain dan memiliki keseimbangan dalam memperoleh informasi.

Sikap “kepo” yang berlebihan dapat mengganggu hubungan dan menciptakan ketidakseimbangan dalam hidup kita. Sebagai ganti itu, kita dapat belajar mencari hikmat, memprioritaskan hal hal yang Tuhan percayakan kepada kita, mengasihi sesama, dan mengendalikan diri agar tidak tergoda dengan ‘penasaran’ untuk tahu tentang urusan orang lain. Amin. GBU all.

BERMUKA DUA (TWO FACED)

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on BERMUKA DUA (TWO FACED)

Senin, 20 Mei 2024

“Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Mat 6:24)

Ayat di atas mengajarkan pentingnya untuk hidup dengan integritas dan kesetiaan kepada Allah. “Mamon” yang disebutkan dalam ayat ini mengacu pada harta atau kekayaan dunia yang sering kali menjadi godaan yang kuat dalam hidup kita. Allah ingin agar kita memprioritaskan hubungan kita dengan-Nya di atas segala sesuatu, termasuk harta benda dan kekayaan.

“Bermuka dua” mengacu pada perilaku yang tidak jujur atau tidak konsisten dalam hidup kita. Hal ini mencakup tindakan seperti menyembunyikan niat atau motif yang sebenarnya, berpura-pura atau berpura-pura menjadi sesuatu yang kita sebenarnya tidak, atau bertindak secara bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip yang kita percayai.

Kita tidak dapat secara bersamaan mengabdikan diri kepada Allah dan mengabdikan diri kepada hal-hal duniawi seperti uang, kekuasaan, atau popularitas. Kita harus memilih siapa yang akan menjadi Tuan sejati dalam hidup kita, dan hidup dengan konsistensi dan integritas dalam mengikutinya tanpa kepura-puraan. Sikap bermuka dua akan mendorong kita untuk menjadi tidak jujur di hadapan Allah.

Penting bagi kita untuk memeriksa hati dan motivasi kita secara terus-menerus melalui doa dan perenungan Firman Allah, serta bertekad untuk hidup dengan integritas dalam segala hal. Kita harus memilih untuk menjadi pribadi yang jujur dan konsisten dalam perkataan, tindakan, dan sikap kita, baik di depan orang lain maupun di hadapan Tuhan.

Dengan hidup yang jujur dan konsisten, kita mencerminkan karakter Kristus dan menjadi saksi yang efektif bagi dunia akan kebenaran dan keagungan Allah. Oleh karena itu mari kita belajar memprioritaskan hubungan kita dengan Allah di atas segala sesuatu hari ini. Amin. GBU all.

NO ACTION TALK ONLY

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on NO ACTION TALK ONLY

Sabtu, 18 Mei 2024

“No Action Talk Only” adalah sebuah istilah yang menggambarkan tentang seseorang yang hanya berbicara namun tidak pernah melakukan tindakan. Dalam konteks ke-Kristenan ada  beberapa ayat yang menekankan pentingnya perbuatan dan kehidupan yang konsisten dengan iman kita. Mari kita renungkan beberapa ayat yang relevan:

1. Yakobus 2:17: “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” Ayat ini menegaskan bahwa iman yang hidup harus diiringi oleh perbuatan. Hanya berbicara atau mempunyai iman tanpa adanya tindakan yang sesuai tidak memiliki nilai yang sebenarnya. Iman yang hidup akan terlihat dalam perbuatan kita sehari-hari.

2. Matius 7:21: Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”
Yesus mengajarkan bahwa bukanlah cukup hanya mengaku sebagai pengikut-Nya atau hanya mengucapkan kata-kata tentang Dia. Tetapi kita harus melakukan kehendak Allah dalam hidup kita dan menghidupi ajaran-Nya dengan tindakan nyata.

3. 1 Yohanes 3:18: “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kasih harus ditunjukkan melalui tindakan nyata, bukan hanya kata-kata. Mengasihi sesama dan mengasihi Tuhan melibatkan melakukan perbuatan kasih yang konkret dalam kehidupan sehari-hari.

4. Lukas 6:46: “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?”
Yesus menunjukkan betapa pentingnya perbuatan yang sesuai dengan iman kita. Hanya memanggil Yesus sebagai Tuhan kita bukanlah cukup, tetapi kita juga harus taat dan melaksanakan perintah-Nya dalam hidup kita.

Renungan ini mengingatkan kita bahwa kehidupan Kristen adalah tentang tindakan yang konsisten dengan iman kita. Hanya berbicara tentang iman atau mengaku sebagai pengikut Kristus tanpa adanya perbuatan yang mencerminkan kasih, ketaatan, dan kebenaran, adalah sia-sia. Tuhan mengajak kita untuk hidup dengan integritas, konsistensi, dan memberikan kesaksian melalui tindakan nyata kita kepada dunia di sekitar kita. Mari kita mempraktekkan iman kita melalui perbuatan kasih, pelayanan, dan ketaatan yang menghormati Tuhan.Amin. GBU all.

BERSUKACITALAH!

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on BERSUKACITALAH!

Jumat, 17 Mei 2024

“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” Filipi 4:4.

Bersukacita merupakan kata yang paling banyak ditulis dalam surat Filipi, padahal sewaktu menulis surat ini rasul Paulus sedang berada di dalam penjara, sesuatu yang kontradiktif dengan realita hidupnya saat itu. Namun sekalipun Paulus terbelenggu di dalam penjara tak membuat sukacitanya terampas. Jadi dalam keadaan apapun mari kita belajar tetap bersukacita. Ingat sukacita dari Tuhan melampaui segala akal dan tidak dipengaruhi situasi. Amin. GBU all.

MENGELOLA KEMARAHAN

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on MENGELOLA KEMARAHAN

Kamis, 16 Mei 2024

“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”(Efesus 4:26)

Anger Management adalah sebuah istilah yang dipopulerkan lewat sebuah film tentang bagaimana cara menangani kemarahan dalam diri seseorang.

Kemarahan pada umumnya timbul saat adanya ketidakcocokan antara harapan dan kenyataan. Harapan yang baik dan kenyataan yang buruk akan bisa memicu kemarahan. Masalah terbesar adalah saat kemarahan tersebut begitu meluap hingga di luar kendali kita dan mengubah akal sehat.
Timbullah respon dan tindakan yang salah dari kemarahan tersebut. Orang yang benarpun bisa menjadi bersalah karena kemarahan yang tidak terkendali.
Ada kemarahan yang sulit untuk diredam, tersimpan dan menjadi menahun seperti penyakit. Hal itu mengganggu jiwa orang tersebut dan akibatnya tidak baik.
Ada kemarahan yang membawa seseorang masuk ke dalam dosa karena membiarkan kemarahan tersebut berkuasa atas kebenaran Firman yang dia miliki.
Efesus 4 ayat 27 mengatakan “dan janganlah beri kesempatan kepada iblis”. Maksudnya adalah kemarahan kalau dibiarkan bisa menjadi ruang buat dosa untuk masuk. Mazmur 4 ayat 4 menasehati “biarlah kamu marah, tapi jangan berbuat dosa”. Jika ada situasi yang membuat Anda seakan mau marah ingatlah untuk tetap mengendalikan kemarahanmu dan bersabarlah. Kesabaran adalah buah roh dalam hidup orang percaya. Orang yang dewasa rohani adalah orang yang bisa bersabar dan mengampuni.
Kolose 3 ayat 13 mengingatkan “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” Amin. GBU all.

MENGELOLA STRES

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on MENGELOLA STRES

Rabu, 15 Mei 2024

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”(Filipi 4:6-7)

Alkitab mengajarkan kita untuk tidak membiarkan kecemasan dan stres (tekanan) menguasai pikiran dan hati kita. Allah mengundang kita untuk membawa segala kekhawatiran dan beban kita kepada-Nya melalui doa dan permohonan, sambil mengucapkan syukur. Ketika kita memberitahukan segala kebutuhan kita kepada-Nya, Allah berjanji akan memberikan damai sejahtera yang melampaui pemahaman kita.

Ayat di atas mengingatkan kita bahwa Allah adalah sumber damai dan kekuatan di tengah-tengah stress dan kehidupan yang penuh tekanan. Ketika kita menyerahkan kekhawatiran kita kepada-Nya dan mempercayakan segala hal kepada-Nya, Ia akan menjaga hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus.

Selain itu, dalam Matius 11:28-30, Yesus mengajak kita untuk datang kepada-Nya saat kita lelah dan dipenuhi beban. Ia menjanjikan istirahat bagi jiwa kita. Ia juga mengatakan bahwa perintah-Nya (kuk) membuat kita nyaman dan bukan sebuah beban yang berat. Jadi kalau terasa memberatkan datanglah kepada Allah. Ia sumber jawaban.

Dalam mengelola stres, penting bagi kita untuk mengingat bahwa kita tidak sendirian. Allah selalu ada bersama kita, siap untuk mendengarkan dan membantu kita. Melalui doa, kita dapat menyerahkan kekhawatiran kita kepada-Nya dan mencari damai yang hanya Ia dapat memberikan.

Selain berdoa, penting juga bagi kita untuk mengambil langkah-langkah praktis dalam mengelola stres, seperti mengatur waktu dengan bijak, menjaga kesehatan fisik dan emosional, mengidentifikasi dan menghadapi sumber stres, dan memprioritaskan hubungan dengan Allah dan orang-orang terdekat.

Ingatlah bahwa Allah adalah Allah yang setia dan penuh kasih. Dalam Ia, kita dapat menemukan kelegaan dan damai sejahtera di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan godaan dan tekanan. Mazmur 42:11 “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”