MENDENGAR NASIHAT

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on MENDENGAR NASIHAT

Jumat, 22 September 2023

“Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan TUHAN.”(Keluaran 7:22)

Alkitab menggambarkan kekerasan hati Firaun, yaitu ketika ia berkali-kali mengabaikan pesan Tuhan lewat Musa dan Harun agar ia berhenti memperbudak bangsa Israel. Akibatnya, Mesir ditimpa tulah, dan Firaun kehilangan anak sulung (Keluaran 11:4-6) serta banyak sekali tentaranya (Keluaran 14:23-38).

Apakah Anda sering menolak nasihat dari keluarga, pembimbing rohani, mentor, leader, atau sahabat? Anda sebenarnya tahu nasihat mereka benar dan disampaikan demi kebaikan Anda, tapi Anda lebih memilih cara sendiri. Anda tidak yakin pilihan Anda sesuai dengan firman Tuhan, tetapi merasa jalan Anda adalah yang terbaik. Inilah salah satu ciri hati yang mulai mengeras. 

Miliki kerendahan hati untuk mendengarkan dan menerima nasihat. Setiap orang punya blind spot— titik buta di mana kita tidak tahu bahwa apa yang kita lakukan mungkin kurang bijak atau tidak tepat. Jika ada beberapa orang yang memberikan nasihat serupa, mungkin itulah saatnya Anda mempertimbangkan kembali keputusan / gaya hidup / pilihan Anda. Amsal 19:20 mengatakan “Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.”

Tentunya tidak semua perkataan orang harus Anda ikuti. Kita perlu cermat membedakan dari siapa, dan nasihat apa yang berkontribusi positif bagi hidup kita. Kalau Anda tahu nasihat seseorang itu baik, benar, dan sesuai Firman Tuhan, jangan keraskan hati Anda. Terima dan jalankan masukannya, karena itu berarti ia peduli pada kebaikan hidup Anda, bukan ingin mencelakakan Anda. Amin. GBU all.

BELAJAR MEMPERCAYAI

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on BELAJAR MEMPERCAYAI

Kamis, 21 September 2023

“Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak”(Mazmur 37:5)

Mempercayai, itu bisa menjadi hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Anda mungkin mempercayai orang tua atau pasangan Anda, karena Anda tahu bahwa mereka akan selalu siap menolong saat Anda menghadapi kesulitan. Mempercayai seseorang yang Anda kenal bisa jadi mudah jika mereka sudah membuktikan diri. Namun, mempercayai Tuhan bisa jadi jauh lebih sulit. Bagaimana Anda mempercayai seseorang yang tidak dapat Anda lihat? Salah satu cara terbaik untuk mulai mempercayai Tuhan adalah dengan membaca Alkitab. Semakin banyak Anda membaca Firman ini, semakin Anda akan menyadari betapa Tuhan dapat dipercaya. Anda mulai melihat kisah orang-orang yang percaya kepada Tuhan dan bagaimana Tuhan membantu mereka. Anda juga dapat membaca literatur sejarah tentang tokoh tokoh iman Kristen. Membaca kisah mereka dapat membantu Anda mulai mempercayai Tuhan. Cara ketiga bisa dengan mulai melangkah untuk belajar mempercayai-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin Anda bisa mempercayai Dia untuk menunjukkan kepada Anda siapa yang harus Anda temui atau ajak berdiskusi untuk masalah Anda. Mungkin Anda dapat mempercayai-Nya untuk berbicara dalam hati Anda mengenai prioritas yang harus Anda lakukan di kantor, kampus, rumah ataupun di gereja. Mulailah mempercayai Dia dari hal-hal kecil dan semakin Anda mengatakan ‘YA’ kepada Tuhan, semakin Anda percaya kepada-Nya. Amin. GBU all.

TUHAN MELATIH ANDA

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on TUHAN MELATIH ANDA

Rabu, 20 September 2023

“Dari Daud.Terpujilah TUHAN, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur,dan jari-jariku untuk berperang; yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku, perisaiku dan tempat aku berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!” (Mazmur 144:1-2)

Pada masa awal, para pengumban batu menjadi bagian penting dalam pasukan militer. Suku Benyamin mempunyai 700 orang pilihan, masing-masing adalah “pengumban batu, yang tidak pernah meleset sehelai rambut pun” (Hakim 20:16). Para pengumban juga menjadi bagian yang penting dalam pasukan militer Raja Uzia (2 Tawarikh 26:13,14).

Pengumban lebih menguntungkan daripada prajurit berbaju zirah dan bersenjatakan pedang atau tombak karena ia dapat mengenai sasaran dari jarak jauh. Ada yang berpendapat bahwa jarak efektifnya bisa mencapai 122 m dengan batu, dan bahkan lebih jauh lagi jika menggunakan butiran timah hitam.

Perlu banyak waktu dan pelatihan untuk menjadi pengumban yang terampil dan berpengalaman. Pemuda-pemuda gembala mengembangkan keterampilan yang diperlukan agar dapat menjaga dan melindungi kambing-domba terhadap binatang pemangsa. Daud, si pemuda gembala, lebih senang memakai umban/ katapel daripada memakai persenjataan yang berat milik Saul. Tetapi ia pasti tidak akan sanggup bertahan di hadapan Goliat tanpa iman kepada Allah dan kekuatan dari-Nya. Hasil pertarungan itu bergantung bukan pada senjata atau keterampilan yang lebih unggul, melainkan pada Allah yang mendukung Daud. 
Daud memproklamirkan bahwa semua kemampuan untuk menghadapi musuh, keterampilan membela diri, bertahan hidup dan menang, ia peroleh melalui pelatihan dari Allah dalam hidupnya. Allah-lah yang melatih Daud untuk berhasil, demikian Allah yang sama yang melatih Anda dan saya untuk memiliki keterampilan dan kemampuam untuk berhasil dalam kehidupan, baik dalam pekerjaan, bisnis, sekolah, keluarga dan pelayanan Anda. Mari andalkan Tuhan dalam segala hal, dan bersukacitalah jika Ia sedang melatih Anda hari ini.Amin.GBU all.

SALAH BERDOA

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on SALAH BERDOA

Selasa, 19 September 2023

“Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.(Yakobus 4:3)

Motif adalah unsur penting dalam doa. ‘Mengapa berdoa’ menjadi lebih penting daripada ‘apa yang didoakan’. Apakah mungkin kita mendoakan hal yang benar dengan motif yang salah? Tentu saja hal itu bisa terjadi.

Tuhan ingin kita menjadi seperti Dia, dan Tuhan adalah kasih (baca 1 Yoh 4:8). Salah satu cara kita membuktikan bahwa kita memiliki kasih adalah dengan bersedia bermurah hati kepada orang lain. Prinsip pelayanan ini diulangi di seluruh Kitab Suci : Allah memberkati kita agar kita bisa menjadi berkat bagi orang lain.

Bukan berarti kita tidak boleh berdoa untuk kebutuhan pribadi kita, karena Yesus juga mengajarkan untuk berdoa, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (baca Matius 6:11). Namun kita harus memeriksa motif kita. Apakah kita bersedia membagikan berkat kepada orang lain, ataukah akan menimbun semuanya untuk diri kita sendiri? Tuhan tidak tertarik untuk sekadar memuaskan keegoisan kita. Syarat berdoa adalah memiliki hubungan yang jujur dengan Tuhan, sikap mengampuni terhadap orang lain, dan kesediaan untuk menjadi berkat buat orang lain. Saat berdoa percayalah bahwa Tuhan mengasihi Anda, dan mintalah kepada Roh Kudus untuk memimpin Anda berdoa dengan cara yang lebih efektif. Amin. GBU all.

TERTAWA

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags ,   Leave a comment on TERTAWA

Senin, 18 September 2023

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: “Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua? (Kejadian 18:13)

Pernahkah Anda tertawa saat mendengar sesuatu yang mustahil dijanjikan seseorang kepada Anda? Sara istri Abraham tertawa saat Allah menjajikan kepada dia dan Abraham tentang kelahiran Ishak. Saat itu dia telah lanjut usia dan mengalami menopause, jadi otomatis janji itu seolah seperti olok-olok atau becanda saja. Namun Allah mengetahui isi hati Sara saat tertawa.

Banyak kali dalam hidup orang percaya tanpa sadar melihat janji Tuhan seperti ‘becanda’, bahkan keyakinan Anda atas janji Allah kadang menjadi ‘olok-olok’ jika diceritakan kepada orang lain. Hal ini dikarenakan Allah bekerja di alam Ilahi yang tidak dibatasi oleh alam jasmani, jadi pengetahuan jasmani manusia yang terbatas melihatnya sebagai ‘olok-olok’ saja. Kejadian 21:6 mengatakan ‘Berkatalah Sara: “Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku.”
Bagaimanapun juga Allah menggenapi janjiNya kepada Abraham dan Sara karena Allah setia kepada janjiNya.

Saat Anda terima janji Tuhan, bagian Anda adalah percaya kepada Tuhan dan pegang teguh janjiNya. Dengan setia merenungkan Firman kita akan belajar memahami cara kerja alam Ilahi dan bagaimana Allah melakukan mujizat hingga hari ini di antara kita. Allah selalu rindu menggenapi janjiNya kepada kita, namun keselamatan kita tetaplah menjadi prioritas Allah.
2 Petrus 3:9 “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”
Jika dulu kita tertawa karena kemustahilan, maka mari kita ganti dengan tawa sukacita dan syukur ‘sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil’. Amin. GBU all.

KISAH “SHOUT TO THE LORD”

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on KISAH “SHOUT TO THE LORD”

Selasa, 12 September 2023

“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi!
Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari.”(Mazmur 96:1-2)

Pujian berjudul “Shout to the Lord” atau diterjemahkan di Indonesia menjadi “Nyanyi dan Bersoraklah” mengalir dari doa selama masa-masa sulit dalam kehidupan penciptanya yaitu Darlene Zschech. Dalam sebuah wawancara dengan Majalah St. Augustine, dia mengatakan bahwa pada tahun 1993 dia merasa terbebani oleh beban tagihan pajak yang berat. “Sepertinya tidak ada jalan keluar dari situasi ini, kecuali tangan Tuhan.” Hampir putus asa ia lalu mencari kedamaian dari Tuhan, dia membaca Mazmur 96 sambil memainkan tuts piano pemberian orang tuanya saat dia masih kecil. Zschech fokus pada Kitab Suci sambil ikut menyanyikannya. Saat dia mengulangi kata-katanya, dia menyadari depresinya hilang, dan kegembiraannya kembali. Dia menyadari kebenaran yang luar biasa: Tuhan telah memberinya sebuah lagu penyembahan. Saat dia mencari kenyamanan dan perlindungan, Zschech menerima lirik, “My comfort, my shelter, tower of refuge and strength/ Let every breath, all that I am, never cease to worship you.” (“Penghibur, pelindung,Menara kekuatan/
Biarlah semua yang bernafas,Tak berhenti menyembahMu”).Pujian ini menginspirasi dan membangkitkan jiwa banyak orang hingga hari ini untuk datang memuji Tuhan dalam saat pergumulan. Mari berseru kepada Tuhan Allah kita bahwa perbuatanNya ajaib dan dahsyat (baca Mazmur 96). Mari memuji Tuhan hari ini !.Amin. GBU all.

3 CIRI HATI MELAYANI

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on 3 CIRI HATI MELAYANI

Senin, 11 September 2023

“Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”(Lukas 17:10)

Seseorang bercerita bahwa ia sangat terkejut dan terkesan atas sebuah peristiwa yang dialaminya. Waktu itu ia menerima beasiswa untuk mengikuti kelas training kepemimpinan di Hawai selama beberapa bulan. Setelah beberapa minggu ketika tengah mengikuti training, dia berpapasan dengan pria separuh baya yang tengah membersihkan toilet di tempat training dan menganggap bahwa pria itu adalah seorang cleaning service.
Tetapi betapa kagetnya dia ketika diakhir kelas training panitia memperkenalkan para donatur yang mensponsori para peserta untuk mengikuti training dan salah satunya adalah pria yang disangkanyan seorang cleaning service.
Ternyata pria tersebut adalah CEO sebuah perusahaan besar dan budaya dalam lembaga training tersebut baik alumni maupun donatur harus mengambil bagian sebulan sekali untuk melayani termasuk membersihkan seluruh ruangan di areal training. Betapa sang donatur yang membiayai dia untuk mengikuti training itu memiliki sifat dan ciri seorang hamba.

Melalui Firman Tuhan di Lukas 17, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana kita bisa memiliki hati ‘hamba’ atau hati ‘melayani’. Ada tiga ciri seorang ‘hamba’ atau ‘pelayan’ sebagai berikut :

  1. Seorang Hamba Tidak Mengharapkan Penghargaan Atau Pujian. Seorang hamba melayani tuannya (ayat 7-8). Seorang hamba berkenan karena melayani tuannya. Demikian juga kita, kehormatan dan kemuliaan kita karena melayani Tuhan. Oleh sebab itu, sebagai hamba perlu memiliki karakter melayani.
  2. Seorang Hamba Tidak Mengharapkan Ucapan Terima Kasih. “Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?” (Ay. 9). Sebagai hamba, melaksanakan tugas yang diberikan merupakan tanggung jawab dan kehormatan. Kesempatan untuk melaksanakan tugas adalah kehormatan yang diberikan Tuhan, bahkan melampaui ucapan terima kasih.
  3. Seorang Hamba Tidak Menuntut Kesetaraan Status. “Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” (Ay. 10). Seorang hamba harus memiliki kerendahan hati. Kesadaran bahwa dirinya tidak berguna tanpa tuannya, adalah manifestasi kerendahan hati. Oleh sebab itu sebagai hamba Tuhan, sudah sepantasnya kita sadar akan status kita dan melayani dengan kerendahan hati. Amin. GBU All.

KELEMAHAN MENJADI KEKUATAN

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on KELEMAHAN MENJADI KEKUATAN

Jumat, 8 September 2023

“Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”(2 Korintus 12:10)

Rasul Paulus lebih suka mengakui bahwa ia tidak mampu, tidak berdaya tanpa Tuhan. Ia sepenuhnya mengakui bahwa tidak ada yang ia banggakan dari kehebatan dia di masa lalu saat ia belum mengenal Yesus. Ia lebih suka membiarkan orang tahu bahwa ia tidak berdaya tanpa Tuhan yang memberinya kesanggupan dan kekuatan, seperti saat ia dipenjara bersama Silas (baca Kis 16). Namun saat di penjara itulah, sebagai pihak yang nampak lemah,  dia justru melakukan kebangunan rohani dengan menaikkan ucapan syukur, pujian dan doa  yang membuat penjara berguncang, pintunya terbuka dan bahkan kepala penjara dan seisi rumahnya bertobat dan diselamatkan.
Saat kita mengakui kelemahan kita di hadapan Tuhan dan merendahkan diri maka kekuatan yang dari Tuhan akan bermanifestasi atas kita dan kita akan ditinggikan pada waktuNya. “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.”(1 Pet 5:6).Amin. GBU all.

MENGUBAH KRISIS MENJADI PELUANG

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on MENGUBAH KRISIS MENJADI PELUANG

Kamis, 7 September 2023

“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.(Mazmur 23:4-5)

Tulisan Mandarin untuk krisis adalah “wei ji” (危機), yang terdiri dari “wei” (bahaya) dan “ji ” (kesempatan). Seolah menggambarkan bahwa dalam krisis ada bahaya, tetapi juga ada kesempatan. Ada orang yang jatuh terjerembab pada saat krisis, tetapi ada pula yang menjadikan krisis sebagai peluang untuk membuat terobosan-terobosan baru yang inovatif dan berguna.

Bagaimanakah respon Anda terhadap krisis yang dialami?

Glenn Cunningham, atau dikenal dengan nama The Kansas Ironman, atau The Kansas Flyer, lahir 4 Agustus 1909. Pelari jarak menengah Amerika yang berulang kali memecahkan rekor dunia dan rekor nasional untuk lari jarak menengah di tahun 1930-an.
Pada usia 7 tahun, Cunningham dan kakak laki-lakinya Floyd terbakar parah dalam sebuah kebakaran.Floyd meninggal dan Glenn diperkirakan tidak bisa berjalan. Cunningham mengatasi kesulitan ini, berlari dan memenangkan balapan di sekolah menengah, meskipun dia tidak pernah berlari dengan mulus dan kakinya membutuhkan perawatan ekstensif dan pemanasan yang lama sepanjang kariernya sebagai pelari.

Glenn Cunningham
mencalonkan diri untuk Amerika Serikat pada Olimpiade 1932 di Los Angeles, menempati posisi keempat dalam lomba lari 1500 meter. Ia memenangkan medali perak dalam lomba lari 1.500 meter pada Olimpiade 1936 di Berlin.

Cunningham memenangkan medali Sullivan pada tahun 1933 atas prestasinya dalam lari jarak menengah. Pada tahun 1934, ia mencetak rekor dunia untuk lari jarak jauh yang berlangsung selama tiga tahun. Dia juga mencetak rekor dunia di nomor 800 m pada tahun 1936 dan dalam jarak tempuh dalam ruangan pada tahun 1938. Masih banyak pencapaian dan penghargaan lain yang diterima semasa hidupnya.

Dalam kehidupan pribadi, keluarga, pekerjaan, dan usaha ada berbagai krisis yang  kita alami.  Krisis bagaikan gelombang ombak di lautan yang menakutkan banyak orang, tetapi justru dimanfaatkan oleh para peselancar. Bagi para peselancar, gelombang besar justru merupakan peluang untuk berekspresi dan maju.   Hendaklah kita memandang krisis seperti para peselancar memandang gelombang ombak di lautan yaitu menjadi sebuah peluang.

Krisis itu seolah mendatangkan bahaya, tetapi juga membuka peluang. Maka jangan takut terhadap krisis, tetapi dengan hikmat dan pertolongan Tuhan jadikanlah krisis sebagai peluang Anda untuk maju. Amin. GBU all.

HIDUP ADALAH PILIHAN

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on HIDUP ADALAH PILIHAN

Rabu, 6 September 2023

Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:15b)

Hidup adalah pilihan! Kita sering mendengar pepatah ini.Tuhan menciptakan manusia dengan memberikan kehendak bebas kepada manusia. Manusia bebas menentukan jalan hidupnya.

Yosua melontarkan suatu pilihan kepada bangsa Israel apakah mereka memilih beribadah kepada TUHAN atau kepada allah lain. Yosua tidak memaksakan saudara sebangsanya harus memilih beribadah kepada TUHAN, tetapi Yosua mengingatkan bangsanya untuk menentukan pilihannya yang tepat. Pilihan mereka seharusnya berpusat kepada Allah yang telah mengeluarkan mereka dari perbudakan di Mesir dan memberikan mereka Tanah Kanaan.
Yosua, sebagai pemimpin umat Israel, memutuskan pilihannya bahwa ia dan seisi rumahnya beribadah kepada TUHAN. Inilah keteladanan yang ditunjukkan Yosua.

Apakah mudah untuk membuat pilihan? Pilihan itu mengandung konsekuensi. Pilihan beribadah kepada TUHAN bukan semata-mata kerajinan kita melakukan ibadah, tetapi ketertundukan kita kepada Firman TUHAN. Itulah ibadah yang benar dan sejati (baca Roma 12:1).
Apakah yang menjadi pilihan Anda hari ini? Saya berdoa kiranya pilihan Anda berpusat kepada Tuhan dan FirmanNya. Amin. GBU all.