Jumat, 7 Juni 2024
“Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!” (Bilangan 13:30)
Istilah “kena mental” biasanya menggambarkan kondisi seseorang yang mengalami gangguan secara emosi, atau mental.
Dua pemuda yang baru lulus kuliah hendak melamar bekerja di sebuah perusahaan besar di Indonesia.Saat teman-teman mereka mengetahuinya, mereka mendorong keduanya mengurungkan niat. “Masuk ke situ susah sekali, dulu beberapa kawanku gagal,” kata salah satu teman mereka. Akhirnya, hanya pemuda kedua yang tetap melamar. Memang tidak mudah saat menjalani tes seleksi, ujian, dan akhirnya wawancara, tetapi ia berhasil diterima dan mulai bekerja di perusahaan itu.
Mentalitas ikut berperan dalam kesuksesan atau kegagalan kita dalam menghadapi persoalan hidup.
Kedua belas pengintai melihat negeri yang sama, penduduk yang sama, hasil bumi yang sama. Yang membedakan, sepuluh pengintai bermental lemah, dua pengintai bermental pemenang. Yosua dan Kaleb tahu penduduk negeri itu memang seperti raksasa, kotanya berkubu-kubu, tetapi mereka punya Tuhan yang luar biasa, yang sudah berjanji bahwa negeri itu milik mereka. Akibatnya, sepuluh pengintai itu mati kena hukuman (Bil. 14:37), sedangkan Kaleb dan Yosua memasuki dan menduduki tanah Kanaan.
Hidup ini memang kadang terasa sulit untuk dijalani, tapi menjadi lebih sulit kalau kita bermental lemah. Seorang yang bermental kuat bukan berarti tak pernah kalah. Ia pernah kalah tapi tidak mau menyerah. Ia akan menghadapi setiap kesulitan dan menyelesaikannya sampai tuntas. Ia cepat bangkit dari kekalahannya, belajar dari kesalahannya, dan mencoba lagi. Mari kita miliki mentalitas pemenang sehingga kita berani menghadapi dan menyelesaikan setiap tantangan hidup. Amin. GBU all.