BERANI TAMPIL BEDA

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on BERANI TAMPIL BEDA

Rabu, 5 Juli 2023

”Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.”(Bil 14:24)

Dalam ayat di atas dikatakan Kaleb memiliki jiwa yang berbeda.Demikian pula Yosua, sehingga keduanya masuk ke tanah Kanaan yang dijanjikan Allah. Hanya mereka berdua dari sekitar dua juta orang yang keluar dari Mesir berhasil masuk ke tanah Kanaan.
“Jiwa yang berbeda”. Apa yang dimaksud dengan Yosua dan Kaleb memiliki jiwa yang berbeda? Apa mereka bukan manusia? Tidak, jawabannya sederhana. Keduanya mengikut Tuhan dengan sepenuh hati. Mereka taat pegang janji dan Firman Tuhan dengan segenap hati tanpa ragu.(Bilangan 32:12 “kecuali Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, dan Yosua bin Nun, sebab keduanya mengikut TUHAN dengan sepenuh hatinya.”) Sehingga mereka mempunyai keberanian untuk mengambil sikap yang berbeda terhadap sekelilingnya walaupun mereka hanya sendirian diantara jutaan orang. Berani untuk berbeda atau ‘Dare to be Different’ adalah salahsatu bentuk aksi dari iman (act of faith) :
•Saat orang-orang Israel memperkatakan kegagalan, Yosua dan Kaleb memperkatakan kemenangan.
•Saat orang-orang Israel percaya pada berita buruk, Yosua dan Kaleb percaya pada Firman Tuhan
•Saat orang-orang Israel mengeluh, Yosua dan Kaleb berkata “Tolong jangan memberontak pada Tuhan”
•Saat orang-orang Israel melihat ke belakang Mesir, Yosua dan Kaleb melihat ke depan ke Tanah Perjanjian.
Janganlah kita memiliki mentalitas bebek dan mengikuti mayoritas hanya untuk menyenangkan manusia.Anda memiliki Roh Kudus yang jelas bisa membuat Anda berbeda jika Anda mau! Anda dapat mengikut Tuhan dengan sepenuh hati! Sebab untuk melihat manifestasi Tuhan, diperlukan pribadi yang memberikan respon hati yang benar! Kalau kita hanya setengah hati, mediocre, suam suam kuku, bimbang, dan tidak percaya, kita gagal untuk melihat kegenapan janji Tuhan dalam hidup kita. Amin. GBU all.

BUKAN SAYA TAPI DIA

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , , ,   Leave a comment on BUKAN SAYA TAPI DIA

Selasa, 4 Juli 2023

*”Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”
Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” (Kej 3:12-13)*

Sejak manusia pertama tidak taat dan jatuh dalam dosa, manusia berubah karakternya karena sifat dosa yang merusak. Salahsatunya adalah tidak mau mengakui kesalahan dan cenderung melemparkan tanggung jawab kesalahan kepada orang lain. Lebih suka berdebat dan beragumentasi untuk menang daripada mengalah. Sulit mengalah apalagi meminta maaf untuk kesalahan yang dilakukan. Menganggap permintaan maaf itu hal yang sepele dan tidak perlu.
Ingatlah bahwa hal-hal semacam itu hanya akan membuat hilangnya damai sejahtera, menghalangi kita untuk berdoa dan punya hubungan dengan Tuhan yang berkualitas. Padahal sebuah kata maaf yang tulus dan sederhana akan sangat berarti untuk memulihkan hubungan dan mengembalikan damai sejahtera Anda.
Di dalam Kristus, hidup kita telah diperbaharui dan sifat lama itu bisa kita tinggalkan dengan pertolongan Roh Kudus. Berdoalah dan minta Roh Kudus membimbing Anda untuk menjadi pribadi yang rendah hati, mau instropeksi, suka berdamai dan bertanggung jawab. Matius 5:24 mengingatkan
“tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” Amin. GBU all.

IBADAH YANG SEJATI

Posted on Categories Renungan Satu MenitTags , ,   Leave a comment on IBADAH YANG SEJATI

Senin, 3 Juli 2023

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”(Roma 12:1)

Melalui ayat di atas Alkitab mengingatkan untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup kepada Tuhan. Ibadah harus mengorbankan sesuatu bagi kita, karena itu adalah pengorbanan.
Menyembah Tuhan berarti mempersembahkan hidup kita kepada-Nya yaitu mentaati-Nya. Itu adalah hidup sebagai pengorbanan.

Anda bukan menjadi seorang penyembah karena Anda menyanyikan lagu pujian.
Musik bukanlah ibadah. Itu alat untuk beribadah. Ibadah melampaui nyanyian di bibir Anda, itu melibatkan tubuh yang dipersembahkan untuk melayani, melakukan tindakan yang sesuai dengan kehendak-Nya, dan kehidupan yang dipersembahkan dalam ketaatan. Inilah ibadah yang sejati.

Di dalam Yohanes 4:23 Yesus tidak berbicara tentang menyanyikan lagu pujian, namun Dia berbicara tentang kehidupan.
Jika Anda menjalani hidup Anda sebagai persembahan yang hidup, maka nyanyian yang keluar dari bibir Anda akan berkenan kepadaNya. Semuanya dimulai dari hati. Apakah hatimu selaras dengan apa yang dikatakan bibirmu? Lagu-lagu di bibir Anda harus menjadi ekspresi dari kehidupan yang Anda jalani, jadi saat Anda bernyanyi bahwa Anda menyerahkan segalanya kepada-Nya, pastikan Anda benar-benar menjalani hidup yang berserah kepada Tuhan. Saat bibirmu tidak sedang menyanyikan pujian, apa yang hidupmu sedang tampilkan?

Yesus berbicara tentang beberapa orang dalam Matius 15:8, mengatakan bahwa mereka menghormati Dia dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dari Dia. Ini adalah kemunafikan, dan ini bukanlah ibadah yang sejati. Biarkan apa yang keluar dari bibir Anda merefleksikan hidup Anda yang sebenarnya. Organ terpenting dalam ibadah bukanlah lidah, melainkan hati. Jangan melakukan ibadah yang sia-sia. Jangan hanya menyanyikan lagu. Jalani hidup dengan ketaatan. Amin. GBU all.