MEMILIH MENAHAN BIBIR

Selasa, 15 Agustus 2023

“Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.”(Amsal 10:19)

Saat kita menghadiri pertemuan seperti pertemuan RT, arisan, kantor atau rapat di gereja, kita mungkin akan menjumpai orang yang banyak bicara tapi tidak ada isinya. Kita akan mendengar orang itu berbicara hal yang tidak perlu, berlebihan, atau memamerkan segala kebaikannya. Walau tak suka, namun hal itu tetap terjadi. Meski hati ini tergoda untuk menegur orang itu, atau mengatakan orang itu bodoh, lebih baik kita tetap menutup mulut atau menahan bibir. Mengapa? Karena kalau kita tidak bisa menahan bibir, itu adalah cara paling cepat membuat musuh jangka panjang.
Menjaga lidah terhadap yang jahat dan bibir terhadap ucapan-ucapan yang menipu, itulah yang sebaiknya kita lakukan kalau mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik (baca 1 Pet 3:10). Kita tidak bisa mengontrol perkataan orang sekitar kita, termasuk segala omong kosong mereka, tapi kita bisa mengontrol hati dan respon kita. Tuhan tidak pernah ingin kita sebagai anak-anak-Nya memiliki banyak musuh karena tidak mampu menahan bibir. Kalau seseorang bicara kosong kepada kita, tidak perlu membalasnya, dia justru makin semangat bicara dan ujungnya malah bertengkar. Kalau kita bisa meninggalkannya, berpamitanlah baik-baik.
Jangan menjatuhkan seseorang di depan banyak orang, sekalipun segala perkataan yang dia ucapkan tidak penting atau berlebihan. Kita hendaknya menjadi pribadi yang berakal budi, yang tahu kapan waktunya diam dan kapan waktunya bicara. Kalau ada orang menegur atau menasihati karena kita terlalu banyak bicara yang tidak penting, koreksi diri dan bertobatlah. Amin. GBU all.

Leave a Reply

Your email address will not be published.